Asuhan Kebidanan Berkesinambungan

Galeri

Galeri ini berisi 2 foto.

Oleh: Gita Kostania Artikel ini dipublikasikan pada: Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Vol. 5 (No.1), Maret 2020, halaman 1 s.d. 13. Dengan judul: Model Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan Berkesinambungan dalam Praktik Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan. Full Text dapat diakses … Baca lebih lanjut

Beri peringkat:

Pengalaman Sertifikasi Dosen dan Menyusun Deskripsi Diri

Galeri

Galeri ini berisi 7 foto.

Oleh: Gita.K. Assalamualaikum … Hi my blog…. ^_^… lama banget ya, saya tidak nulis-nulis dan lalu di-upload. Kapan ya terakhir kali nulis? Sepertinya sudah dua tahun yang lalu mungkin. Bukannya sibuk, ^_^… tapi karena tidak ada waktu … ^_^… ngeles. … Baca lebih lanjut

Beri peringkat:

Membuat Deskripsi Diri untuk Sertifikasi Dosen

Galeri

Oleh: Gita K. Deskripsi diri (DD) merupakan salah satu syarat yang harus dibuat oleh Dosen yang Disertifikasi (DYS). Nampak sederhana ya, dosen hanya perlu membuat DD untuk bisa mengikuti Serdos, ditambah mengikuti TKDA dan TOEP/ TOEFL/ IELTS. Dibandingkan dengan guru, … Baca lebih lanjut

Beri peringkat:

PRABOWO: KAMBING HITAM 1998

Tanggapan pak PS tentang anggapan masyarakat bahwa pak PS adalah dalang utama peristiwa penculikan (pelanggaran HAM pada Mei 1998): “Saya seorang yang beragama, Tuhan maha tahu, Saya cinta negeri ini, Saya orang yang menghargai kemanusiaan, Demi Allah, Saya tidak serendah itu”.
=> Masalah perpolitikan negeri ini memang penuh dengan intrik, selalu saja ada dalang dan aktor di balik setiap peristiwa, dan selalu saja ada ‘tumbal’ yang dikorbankan.
=> Yang terlihat baik dari luar belum tentu baik di dalam, begitu juga sebaliknya. Menilai secara objektif dan proporsional adalah pilihan bijak sebelum menentukan pilihan.
=> Urusan di dunia ini hanya ada dua hal: kebaikan V.S. kejahatan.
=> Pasti ada yang terbaik di antara yang baik. Semoga negeri ini menjadi semakin baik dan sejahtera dengan pemimpin baru nanti yang jujur dan amanah, yang mampu menjadikan bangsa ini disegani olah bangsa lain dan menjadi negara no.1 di dunia, aamiin yaa Allah.

Soedoet Pandang

Prabowo 14
Oleh Jose Manuel Tesoro
Majalah Asiaweek

====================

Catatan Redaksi: Artikel ini diterjemahkan dari laporan investigasi yang ditulis Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, 3 Maret 2000. Membaca artikel ini kita akan diantarkan oleh Tesoro kepada konstruksi fakta-fakta yang berbeda dengan stigma yang melekat pada berbagai peristiwa pada 1998.

====================

Satu pertanyaan yang akan selalu terlontar ketika membahas tragedi 1998 di Indonesia adalah: benarkah Prabowo adalah dalang yang sebenarnya?

Pada malam hari tanggal 21 Mei 1998, kisah itu dimulai. Lusinan tentara bersiap siaga di sekitar Istana Merdeka Jakarta dan kediaman B.J. Habibie di pinggir kota. Habibie, kurang dari 24 jam sebelumnya telah menjadi presiden Indonesia ketiga. Komandan dari pasukan ini adalah Letnan Jenderal Prabowo Subianto yang dikenal brutal. Seminggu sebelunmya, dia telah menyusun kekuatan terselubung pada pertemuan yang diselenggarakannya diam-diam—operasi-operasi pasukan khusus, preman jalanan, dan kekuatan muslim radikal—yang bertugas membunuh, membakar, memerkosa, merampok dan menyebarkan kebencian antar-ras di jantung kota Jakarta. Tujuannya:…

Lihat pos aslinya 7.081 kata lagi

Mengenal Tunalaras

Oleh: Gita Kostania

Mungkin banyak yang masih awam dengan istilah ‘tunalaras’, termasuk saya. Nah, kenapa saya tertarik untuk memposting bahasan ini ?! Hal ini berawal dari permintaan ibu untuk mencari tahu tentang SLB Negeri Semarang setelah menonton acara Kick Andy di TV tentang pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), dan Saya pun mencari tahu tentang SLB Negeri Semarang via om Google…… ^_^. Setelah saya buka web SLB Negeri Semarang, saya jadi tahu jenis-jenis pendidikan untuk ABK. Ternyata, selain tuna netra, tuna rungu, dan tuna wicara masih ada ‘tuna-tuna’ yang lain….. heheeeee…… bukan ikan tuna tapi ya……. Pendidikan ABK selain ‘tuna-tuna’ tersebut, ada juga tunagrahita (gangguan intelektual), tunadaksa (kelainan/cacat tubuh), tunalaras (yang akan kita bahas), dan tunaganda (kelainan gabungan), serta termasuk autism (ADHD). Mungkin ada di sekitar kita yang ternyata memang mengalami tunalaras, namun tidak mengetahuinya karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya kesadaran akan hal ini. So, mari kita bahas.
Pengertian tunalaras menurut om Wiki (wikipedia.org) adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Anak ini bertingkah laku menyimpang dari norma-norma dan adat yang berlaku di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Secara umum penyebabnya dapat diuraikan menjadi:
1. Kondisi keluarga yang tidak harmonis.
2. Kurangnya kasih sayang orang tua karena kehadirannya tidak diharapkan.
3. Kemampuan sosial dan ekonomi rendah.
4. Adanya konflik budaya yaitu adanya perbedaan pandangan hidup antara keadaan sekolah dan kebiasaan keluarga.
5. Berkecerdasan rendah atau kurang dapat mengikuti tuntutan sekolah.
6. Adanya pengaruh negatif dari geng – geng atau kelompok.
7. Adanya gangguan atau kerusakan pada otak/sistem syaraf akibat minuman keras atau obat-obatan.
8. Memiliki gangguan kejiwaan bawaan.
Untuk mengenali apakah anak/seseorang (karena dapat berlanjut dan menetap sampai dewasa), dapat diidentifikasi melalui:
1. Tes psikologi (psikotest) untuk mengetahui kematangan sosial dan gangguan emosi.
2. Tes sosiometri untuk mengetahui suka tidaknya seseorang.
3. Konsultasi ke biro konsultasi psikolog.
4. Konsultasi ke psikiater.
5. Membandingkan dengan tingkah laku anak/orang pada umumnya.
Poin ke-lima di atas adalah langkah awal untuk mengidentifikasinya, dengan melihat ciri-cirinya, yaitu:
1. Adanya gangguan emosi dan gangguan sosial, yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak mau bergaul dan menyendiri.
b. Melarikan diri dari tanggung jawab.
c. Berdusta, menipu, mencuri, menyakiti orang lain atau sebalikanya, ingin dipuji, tak pernah menyulitkan orang lain, penakut dan kurang percaya diri.
d. Tidak mempunyai inisiatif dan tanggung jawab, kurangnya keberanian dan sangat bergantung pada orang lain.
e. Agresif terhadap diri sendiri, curiga, acuh tak acuh, banyak mengkayal.
f. Memperlihatkan perbuatan gugup, misalnya: menggigit kuku, komat-kamit dan sebagainya.
2. Rasa rendah diri yang berlebih ditandai dengan ciri-ciri:
a. Terlalu memepersoalkan diri sendiri, sering minta maaf, takut tampil di muka umum dan takut bicara.
b. Mengeluh dengan nada nasib malang dan segan melakukan hal – hal baru atau yang dapat mengungkap kekurangannya.
c. Selalu ingin sempurna, tidak puas dengan apa yang diperbuat.
d. Bersikap introvet (lebih banyak mengarahkan perhatian pada diri sendiri/bersikap sangat tertutup).
3. Merendahkan harga diri, sitandai dengan ciri-ciri:
a. Bernada murung, cepat merasa tersinggung.
b. Merasa tidak enak, sakit buatan
c. Berpura-pura lebih dari orang lain, misalnya memonjolkan diri, berbicara lantang dann merendahkan orang lain.
d. Membuat kompensasi.
e. Melakukan perbuatan jahat.
Membaca ciri-ciri di atas, terutama poin 1-e dan 2-c, saya pun jadi teringat tentang obsesif-kompulsif. Apa bedanya dengan obsesif kompulsif ya…. ?! Mari kita cek dulu definisi gangguan obsesif-kompulsif.
Menurut kamuskesehatan.com, obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder)adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran, impuls, gambaran atau gagasan yang berulang dan mengganggu (obsesi) disertai dengan upaya untuk menekan pikiran-pikiran tersebut melalui perilaku fisik atau mental tertentu yang irasional dan ritualistik (kompulsi). Obsesi dan kompulsi menghabiskan sejumlah besar waktu pasien (satu jam atau lebih setiap hari) dan biasanya menyebabkan tekanan emosional yang signifikan dan menyulitkan hubungan dengan orang lain.
Ternyata tunalaras lebih kompleks ‘sekali’ daripada obsesif-kompulsif. Obsesif-kompulsif hanya terkait dengan keinginan yang irrasional dan ritualistic, namun tunalaras terkait juga dengan gangguan emosional dan sosial yang kronis. Dengan demikian, seorang yang mengalami tunalaras juga kemungkinan mengalami gangguan obsesif-kompulsif.
Bagaimanakah bentuk layanan pendidikan bagi anak tunalaras di sekolah untuk ABK ? Layanan pendidikan dapat berupa:
1. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan di sekolah reguler kelas khusus, bila anak tunalaras perlu belajar terpisah dari teman sekelasnya.
2. SLB-E (untuk tunalaras) tanpa asrama.
3. SLB-E dengan asrama, bagi anak yang tingkat kenakalannya berat.
4. Terapi perilaku sosial.
5. Terapi kelompok.
Bagaimana jika kelainan tunalaras diketahui setelah dewasa ? Hal ini tentunya kita konsultasikan pada psikolog atau psikiater untuk penanganan masalah ini. Demikian, semoga tulisan ini dapat memberi wawasan baru bagi kita.
###

Sumber:
http://slbn-smg.sch.id/index.php
http://id.wikipedia.org/wiki/Tunalaras
http://kamuskesehatan.com/arti/gangguan-obsesif-kompulsif/

Setelah Libya, Target AS Selanjutnya Adalah: Papua

“Waspadalah dengan gerakan-gerakan dari luar sana yang menginginkan Papua lepas dari NKRI dan mencanangkan gerakan New World Order diseluruh penjuru bumi”.

Sebagai bagian dari bangsa yang besar ‘Indonesia’, mari kita kembali menegakkan Pancasila dan UUD 1945 seutuhnya.

Mysterious Thing • Conspiracy • Controversy • UFO & Alien • Archeology • Science • Universe • • • • • • • • • • • •

cia terorisme in action header

Setelah Mesir, Libya, Kini Suriah, Target AS Selanjutnya Adalah: Papua!

papua merdeka freedom

Lemahnya Indonesia yang “kaya” akan kekayaan alamnya menjadi “mandul” tak bisa apa-apa, ini semua dimulai dan diawali pada zaman Orde Baru atau New Order atau New world Order! Dimana semua kekayaan alam Indonesia dikuras habis akibat perjanjian-perjanjian yang “timpang” pada zaman Indonesia untuk pertama kalinya menganut sistim kapitalis pada masa itu.

Maka untuk kedepannya siapapun Presidennya, masih tetap terpatri oleh perjanjian-perjanjian masa lalu tersebut. Hingga detik inipun, masih banyak manusia-manusia Indonesia yang perlu “ditampar” karena masih “tidur” dan takkan pernah menyadari akan hal ini. (penulis)

Kasus di Libya dan Syiria hampir sama dengan kasus Timor Timur, dengan alasan HAM, Demokrasi dan PBB akhirnya Timor Timur Lepas dari Indonesia. Dibawah tekanan Australia, Amerika dan PBB atas nama HAM dan Demokrasi, akhirnya pemerintah BJ Habibie saat itu tidak sanggup lagi menghadapi tekanan politik yang bertubi-tubi dari para penjajah Kapitalis yang…

Lihat pos aslinya 1.785 kata lagi

Pedoman Penyusunan Soal Pilihan Ganda

Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, maka dilakukan evaluasi pembelajaran. Hal ini merupakan dasar untuk menetapkan apakah peserta didik dinyatakan kompeten atau tidak dalam penguasaan materi. Evaluasi terdiri dari dua langkah, yaitu mengukur dan menilai. Mengukur merupakan suatu langkah untuk mendapatkan data objektif, sedangkan menilai adalah suatu tindakan menafsirkan hasil pengukuran, yang pelaksanaannya menggunakan acuan-acuan tertentu, apakah menggunakan acuan norma ataukah acuan patokan.

Pengukuran hasil belajar menggunakan alat ukur yang berupa instrument tes. Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur kompetensi terutama dalam ranah kognitif. Penulisaan butir soal yang baik dalam instrument tes mutlak diperlukan, karena hanya dengan alat ukur yang baiklah didapatkan hasil evaluasi belajar yang tepat.

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang tepat (valid) dan tetap/ajeg (reliable). Alat ukur dikatakan valid jika alat ukur tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang tepat. Sedangkan alat ukur dikatakan reliable apabila alat ukur tersebut mampu menghasilkan hasil pengukuran yang ajeg atau konsisten. Jadi validitas dan reliabilitas hasil pengukuran merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh instrument atau alat ukur.

 

Selengkapnya :

-Pedoman Penyusunan Soal Pilgan

-Lampiran – Pedoman Penyusunan Soal Pilgan